Ulubelu, Lampung - Sebuah desa yang dikelilingi ribuan hektar kebun kopi, serta berkah sumber panas bumi yang tiada henti, saat ini mengalami kemajuan karena inovasi. Beberapa petani yang tergabung dalam KUPS Margo Rukun Bestari, bekerja sama dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), anak usaha Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) pada tahun 2023 telah berhasil mengelola limbah menjadi pupuk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Limbah yang dulunya hanya menjadi tumpukan tak berguna kini diubah menjadi produk bernilai dengan brand Pertaganik Bestari. Produk pupuk kompos hasil inovasi yang menjadi bintang baru di tengah masyarakat.
Limbah kulit kopi ceri sisa panen utama para petani dan kotoran kambing (kohe) yang biasanya berakhir sebagai sampah, kini menjadi bahan utama pupuk kaya nutrisi.
"Awalnya, kami tidak terpikir kalau limbah ini bisa menghasilkan sesuatu yang berguna. Sekarang, setiap karung kulit kopi punya harga," ujar Eko Putro, salah satu petani kopi di desa setempat.
Proses produksi Pertaganik Bestari menghidupkan roda ekonomi berbasis keberlanjutan. Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun Bestari membeli kohe dari para peternak kambing, menciptakan sumber penghasilan tambahan. Hasil akhirnya, pupuk yang tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga hemat biaya bagi para petani. Dengan menggunakan pupuk Pertaganik, petani kopi mampu menghemat Rp1,9 juta per hektare per tahun dibandingkan jika mereka mereka menggunakan pupuk kimia.
“Dulu kami bergantung pada pupuk kimia, yang mahal dan sulit didapat. Dengan pupuk ini, biaya turun, dan hasil panen lebih baik,” tambah Eko, sembari menunjuk deretan pohon kopi yang tampak lebih subur.
Kesuksesan Pertaganik Bestari juga menjadikan KUPS sebagai tempat belajar bagi petani lain. Unit usaha ini membuka pintu bagi mereka yang ingin belajar cara mengolah limbah menjadi pupuk kompos. "Kami ingin semua orang tahu, limbah itu bukan sampah, tapi peluang," ungkap Wastoyo, Ketua KUPS Margo Rukun Bestari.
Saat ini, kebutuhan pasar untuk pupuk ini terus meningkat dengan target produksi mencapai 70 ton pada 2024. Di luar itu, inovasi ini juga mengundang perhatian berbagai pihak untuk dijadikan contoh program berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Pertaganik Bestari tak sekadar pupuk, tapi menjadi simbol perubahan di Ulubelu, menghubungkan para petani kopi, peternak kambing, dan masyarakat luas dalam ekosistem ekonomi sirkular.
Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE menyampaikan, “Pertamina NRE akan terus mendukung anak usahanya untuk terus berkontribusi pada masyarakat. Untuk saat ini Pertamina telah membantu menginisiasi inovasi ini, dengan cara membantu petani melakukan uji kandungan Pupuk di Lab Politeknik Negeri Lampung serta melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos, pemasaran serta tampil di berbagai pameran baik lokal maupun nasional. Kita dorong terus, agar Pertamina di manapun berada, terus memberi manfaat.”
Inisiatif ini juga menjadi bukti nyata bagaimana keberlanjutan lingkungan dan kemajuan ekonomi bisa berjalan berdampingan. Ulubelu kini tak hanya terkenal dengan kopi robustanya yang harum, energi geothermalnya yang bersih, tetapi juga akan dikenal dengan inovasinya yang menginspirasi banyak orang.*SHPNRE