Jakarta - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mengadakan acara berbagi pengetahuan berjudul “Identifikasi Environment of Deposition (EOD) & Diagenesa Batuan Karbonat dalam Pembuatan Model Geologi (Model Statik) untuk Perhitungan Hidrocarbon Inplace, Studi Kasus: Lapangan Banyu Urip”, pada (24/11), Gedung Patra Jasa, Jakarta. Tema ini disampaikan oleh Andi Fadly dari fungsi Geoscience PEPC.
Tema ini diangkat mengingat Banyu Urip merupakan Lapangan Minyak Karbonat terbesar di Indonesia, dengan Hidrocarbon Inplace lebih dari 1,2 miliar MMBO yang menjadi andalan Pertamina saat ini untuk meningkatkan produksi minyak. Saat ini produksi minyak Banyu Urip mencapai 185 KBOPD atau sekitar 25% produksi minyak nasional.
Pembuatan model geologi (Model Statik) lapangan Banyu Urip yang merupakan Isolated Carbonate Platform menjadi awal yang penting dalam menghitung cadangan, besarnya fasilitas produksi maupun keekonomian proyek lapangan Banyu Urip.
Identifikasi EOD penting dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis terumbu maupun biota yang hidup yang membentuk prositas primer batuan karbonat.
Selain EOD model, Diagenesa juga turut mempengaruhi perubahan pada batuan karbonat. Proses diagenesa akan menyebabkan perubahan material sedimen. “Permodelan geologi (model statik) merupakan awal dari perhitungan Hidrocarbon Inplace. Pemahaman Environmental of Deposition (EOD) yang tepat dapat memetakan karakteristik reservoir batuan karbonat. Ketidakakuratan dalam perhitungan, berisiko terhadap keekonomian suatu proyek.•PEPC