CILACAP - Kapal MT Gunung Geulis dilepas secara resmi oleh Direktur Pemasaran & Niaga Hanung Budya didampingi oleh Direktur Pengolahan Chrisna Damayanto di Pelabuhan RU IV Cilacap, (9/1).
“Ini merupakan tonggak sejarah bagi Pertamina setelah sekian lama kita hanya melakukan bisnis didalam negeri. Ini juga sebagai bukti bahwa kita benar-benar menjadi world class company,” kata Hanung.
Kapal MT Gunung Geulis ini merupakan kapal milik jenis Large Range (LR) Crude Oil dengan bobot mati 107.538 Metrik Ton (MT). Kapal yang dinakhodai oleh Captain Brahma Adeyanto dan berawak 26 crew asli Indonesia tersebut akan menempuh 56-60 hari perjalanan pulang-pergi dari Indonesia-Aljazair untuk mengangkut kargo Saharan sebanyak 600.000 barel dari pelabuhan yang dikelola oleh Sonatrach. Setelah dilepas dari pelabuhan RU IV Cilacap, MT Gunung Geulis akan mengarungi lautan Hindia, Terusan Suez, Lautan Mediterrania sampai ke pelabuhan Arzew Aljazair, dan kembali ke Indonesia menuju pelabuhan Balikpapan. Crude tersebut akan diolah di RU V Balikpapan.
“Yang kami lakukan sekarang merupakan bentuk komitmen Pertamina untuk selalu menjaga pasokan bagi ketahanan energi nasional,” kata Hanung.
Setelah melakukan akuisisi blok 405a milik Conocophilips, Pertamina mengelola tiga lapangan minyak utama yaitu Menzel Lejmet North (LMN), EMK dan ourhoud. Pertamina memiliki 65% participating interest sekaligus sebagai operator di lapangan MLN, selain Pertamina memiliki 16,9% participating interest di lapangan EMK serta 3,7% di lapangan Ourhoud.
Hanung mengatakan, saat ini produksi minyak bagian Pertamina (net to share) pada Oktober sebesar 23.300 barel minyak per hari (BOPD) dan diharapkan terus meningkat mencapai 32.000 BOPD pada 2016-2017.
Saat meninjau MT Gunung Geulis, Hanung mengapresiasi kesiapan seluruh awak kapal apalagi perjalanan kali ini sangat penuh risiko, baik waktu yang lama maupun risiko melewati rute “high risk” yang rawan perompakan. MT Gunung Geulis juga sudah dilengkapi dengan sarana persenjataan dan perlindungan. “Kita sudah siapkan kawat berduri dan water canon air panas,” terangnya.
Saat ini jumlah kapal yang digunakan Pertamina berjumlah 201 unit kapal, 59 unit kapal milik dan 142 kapal sewa. “Ke depan, perkuatan armada milik Pertamina akan semakin diperlukan. Termasuk dalam upaya mendukung transportasi hasil produksi minyak bagian Pertamina di luar negeri yang diprioritaskan untuk dibawa ke tanah air, seperti dari lapangan produksi di Aljazair dan Irak yang baru saja diakuisisi Pertamina,” tambahnya.•KUNTORO