Jakarta – Dalam rangka mewujudkan komitmen perusahaan untuk selalu melaksanakan kegiatan operasi secara aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan untuk melindungi setiap orang, aset perusahaan, lingkungan, dan komunitas sekitar dari potensi bahaya, PEPC menyelenggarakan acara yang bertajuk “Upstream HSSE Forum periode Juli – Agustus 2015” pada 6 Agustus 2015 di Gedung Patra Jasa, Jakarta. Acara ini merupakan gabungan dari PEPC dan PEPC ADK yang diikuti dari SVP PT. Pertamina (Persero), jajaran direksi dan VP beberapa anak perusahaan Hulu Pertamina lainnya.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam yang hadir pada acara tersebut menyatakan, forum seperti ini sangat bermanfaat untuk saling sharing dan mengingatkan bahwa hidup selalu penuh risiko. “Apalagi di perusahaan minyak yang memiliki risiko kerja tinggi. Sharing apapun mengenai safety health dan kecelakaan kerja tentu berguna bagi seluruh pekerja,” ujarnya.
Syamsu Alam menegaskan, seluruh pimpinan Pertamina berkomitmen terhadap HSSE, sehingga diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh pekerja pada aktifitas sehari-hari, tidak hanya dalam event ini saja.
Syamsu juga menekankan, agar insiden pada awal Agustus lalu di Bojonegoro dapat menjadi lesson learn untuk proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB).
Ia juga mengingatkan PEPC untuk memastikan bahwa operator proyek yang di lapangan harus sudah qualified pada saat hand over. “Mereka diharapkan cukup ahli dan pengalaman untuk mengerjakan proyek JTB. Hal tersebut bisa dilakukan dengan pemberian training secara berkala,” pungkas Syamsu Alam.
Terkait dengan insiden di Bojonegoro, Manajer HSSE PEPC Kemas Johansyah, menegaskan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali, perlu adanya update social mapping, local habit, dan karakter penduduk/pekerja setempat. Diharapkan dengan berbagai aspek yang terus dievaluasi bisa mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja maupun perusahaan.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PEPC Adriansyah menjelaskan tentang Upstream HSSE Forum PEPC dan kinerja PEPC hingga akhir Juli 2015. “Secara kumulatif, produksi blok Cepu mencapai 58,43 juta barrel, sedangkan kumulatif produksi EPF Banyu Urip periode 2009-2015 mencapai 51,3 juta barrel. Selama periode tersebut tidak ada catatan recordable accident, TRIR, NOA, maupun kejadian pencurian aset perusahaan,” paparnya.
Sementara Direktur Utama PEPC ADK, Perry Widyananda dalam kesempatan yang sama kegiatan operasional yang dilakukan. “Untuk saat ini PEPC ADK melakukan kegiatan G&G Study, re-entry 5 wells, dan design sumur. Fasilitas yang tersedia di lapangan di antaranya Kemuning Block Station, Alas Dara Station, dan main gathering dengan penjagaan dan patroli keamanan 24 jam untuk aset di luar lokasi block station dan pemeliharaan rutin setiap bulan. Ini dilakukan agar safety risk tetap terjaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Acara juga diisi dengan pemaparan dari koordinator HSSE PEPC ADK, Idaman Gea, yang menguraikan tentang ‘Why We Need Safety’ serta Dr. Nuruddin mengenai ‘Wellnes Our Way’ (WOW) di lingkungan pekerja PEPC.
Untuk menjaga dan mencegah tidak lagi terjadi kecelakaan kerja, Idaman Gea kembali menegaskan motto ‘Jadikan safety sebagai budaya/kebutuhan di tempat kerja maupun di rumah’.•PEPC