JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali menggelar acara tahunan Pertamina Energy Forum (PEF) pada 13-14 Desember 2016, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-59 Pertamina.
Acara ini merupakan ajang penyampaian aspirasi, diskusi, dan pencapaian Pertamina yang diikuti oleh sekitar 400 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, pemangku kepentingan, kalangan pemerintahan, akademisi, pengamat, praktisi, investor, dan juga mitra bisnis Pertamina. Melalui tema “Energy Security for Sustainable Economic Development and Environtment”, PEF 2016 dibuka secara resmi oleh Menteri BUMN Rini M. Soemarno bersama Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang.
Selain itu, turut hadir Kepala BPH Migas Andy N. Sommeng, Ketua SKK Migas Amien Sunaryadi, perwakilan Kementerian ESDM, Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina lainnya.
Dalam sambutannya, Menteri BUMN Rini M. Soemarno menyampaikan, hingga kuartal ke-3 tahun ini Indonesia masih memiliki pertumbuhan ekonomi ketiga terbesar setelah Tiongkok dan India serta negara-negara G20 lainnya. Oleh karena itu, ketahanan energi merupakan hal yang mutlak untuk terus diupayakan sebagai bahan bakar perekonomian.
Lebih lanjut Rini menjelaskan, “Dalam ketahanan energi ada empat hal yang harus dipenuhi, yakni ketersediaan, aksesibilitas, harga yang terjangkau, dan pasokan yang berkelanjutan. Dan kita harus pastikan ketersediaan energi harus dapat dinikmati oleh anak cucu kita nanti,” ucap Rini. Rini juga mengatakan selaku net importir energi, Indonesia saat ini mau tidak mau harus bisa menyikapi perubahan lingkungan di sektor energi secara lebih strategis, seperti rencana negara OPEC untuk menurunkan produksi yang berdampak pada naiknya harga minyak serta produksi dan perlambatan ekonomi harus bisa diantisipasi oleh pemerintah melalui Pertamina.
Rini sendiri mengimbau kepada Pertamina untuk terus meningkatkan kerja sama dengan BUMN lain dan swasta, khususnya bersama PLN untuk dapat menghasilkan listrik yang lebih efisien.
”Dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, Pertamina diharapkan bisa bersinergi dengan BUMN lain dan swasta, khususnya dengan PLN agar dapat meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan harga yang lebih murah,” tegas Rini.
Rini juga menambahkan, Pertamina harus mampu mengoptimalisasi sumber energi domestik, menggali potensi cadangan minyak dalam negeri, dan terus berkomitmen mengemangkan sumber energi baru dan terbarukan, serta melakukan ekspansi usaha di luar negeri dengan perhitungan yang matang.
“Apabila pada saat ini Pertamina berada di posisi lima besar dunia, ke depannya diharapkan dapat ditingkatkan ke posisi tiga besar,” tambah Rini.
Sementara Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, Pertamina Energy Forum merupakan ajang Pertamina untuk berbagi, berdiskusi untuk menetapkan strategi ke depan di bidang energi.
“Dengan optimisme dan dukungan penuh dari pemerintah sebagai pemegang saham, harapan kita semoga Pertamina menjadi the true energy power house di Indonesia guna mendukung kemandirian dan ketahanan energi nasional bisa menjadi kenyataan,” ujarnya.
Selain merupakan ajang diskusi mengenai topik-topik bidang energi dan pembuatan rekomendasi bagi Pertamina untuk mendukung pencapaian ketahanan energi nasional, forum ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder, termasuk investor dan mitra bisnis Pertamina melalui penyampaian update kinerja, strategi, dan pengembangan bisnis Pertamina. Diskusi dalam PEF 2016 meliputi topik-topik yakni perubahan lingkungan bisnis energi yang dinamis, inovasi dan teknologi dalam mendukung ketahanan energi, strategi dan teknologi menghadapi tantangan hulu migas, optimalisasi strategi persaingan hilir, pemaksimalan produksi gas dan energi baru terbarukan, serta update kondisi keuangan untuk investasi dan pendanaan bidang energi.
Selain dihadiri oleh kalangan pemerintahan, akademisi, dan pengamat, diskusi ini juga diperkaya pendapat para ahli energi internasional, seperti Heymi Bahar dari International Energy Agency, Fereidun Fesharaki dari FACTS Global Energy, Andrew Harwood dari Wood Mackenzie dan Pauziyah A. Hamid dari Petronas Malaysia.
Ajang tahunan ini dimulai pertama kali pada 2014, dengan nama Pertamina Energy Outlook dan sejak 2015 berubah nama menjadi Pertamina Energy Forum. Bersamaan dengan penyelenggaraan forum ini, juga dilaksanakan event pameran yang menampilkan perkembangan kinerja dan proyek strategis Pertamina 2016 dan di tahun mendatang.•RILIS/Starfy