Jakarta- Anjloknya harga minyak dunia pasti memukul seluruh aspek dan pihak yang terlibat dalam industri emas hitam di seluruh dunia, termasuk PT Pertamina EP (PEP). Namun demikian, anjloknya harga minyak dunia tidak membuat PEP yang merupakan tulang punggung di sektor hulu Pertamina mengendorkan operasinya.
Rony Gunawan, Presiden Direktur PT Pertamina EP menyatakan, kondisi perusahaan saat ini justru agresif mencari cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi, serta mempercepat berbagai proyek pengembangan yang saat ini sedang berlangsung.
“Ada CPP Donggi di Sulawesi Tengah yang mulai beroperasi pada April 2016, lalu serah terima CPP Gundih di JawaTengah kepada Cepu Field, dan serah terima proyek Pondok Makmur di Bekasi kepada Tambun Field,” kata Rony, saat perayaan HUT ke-11 PEP, di Jakarta (20/9).
Lebih lanjut ia memaparkan, saat ini tengah dikebut proyek lain, seperti CPP Matindok di Sulawesi Tengah, proyek Paku Gajah di Sumatera Selatan, dan Proyek Cikarang – Tegal Pacing yang diupayakan dapat beroperasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. “Sehingga memberikan tambahan pendapatan untuk PT Pertamina (Persero) juga deviden bagi negara” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengapresiasi kinerja PEP selama masa sulit ini. Menurutnya, strategi yang sudah dilakukan harus ditingkatkan terutama dari sisi pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produksi dari lapangan-lapangan mature yang memang sudah menjadi domain PEP.
“Saya kira dengan harga minyak seperti sekarang ini serta kondisi lapangan-lapangan kita yang cukup marjinal, salah satu yang membuat semuanya bisa fight, cukup ekonomis adalah teknologi. Kita harus bisa memilih teknologi yang tepat bukan teknologi yang mahal,” kata Syamsu.
Menurutnya, penggunaan teknologi yang tepat bisa memberikan manfaat besar di lapangan minyak Pertamina karena tidak bisa terus menerus berharap kepada naiknya harga minyak mentah dunia. Syamsu Alam berharap, berbagai inovasi kreatif harus terus digalakkan di seluruh lapisan perusahaan Ini sudah bisa terlihat dari implementasi di lapangan dan pencapaian kinerja perusahaan selama ini.
“Banyak inovasi yang sudah dilakukan. Contohnya di Wonocolo dan Ramba. Menurut saya, itu suatu yang sangat baik untuk terus dilakukan. Harus ada arahan yang jelas sehingga ke depannya PEP dapat berkontribusi maksimal. Semua pembinaan dan program akan mengacu kepada milestone yang akan kita capai”, papar Syamsu.
Selama 11 tahun berkiprah di industri migas tanah air, PEP memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, terutama yang berada di sekitar wilayah operasi. “Dengan begitu, masyarakat diharapkan memiliki aktifitas positif dan memberi dampak ekonomi yang lebih baik, serta perusahaan mendapatkan Social License to Operate dari masyarakat,” kata Rony.
Kontribusi PEP tersebut diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, pada tahun 2015. “Terdapat dua lapangan PEP, yaitu Rantau Field dan Subang Field memperoleh penghargaan PROPER Emas,” tutupnya.•wahyu