JAKARTA – Pertamina membangun Terminal Automation System serta blending untuk produk HSD dan MFO berstandar internasional di TBBM Sambu. Dengan proyek ini, kapasitas TBBM Sambu yang telah berdiri sejak 1897 akan meningkat hingga mencapai 300.000 KL dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT.
Untuk TBBM Tanjung Uban, Pertamina membangun tanki timbun dengan kapasitas sebesar 200.000 KL lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT. TBBM Tanjung Uban dilengkapi dengan fasilitas blending mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta.
TBBM Sambu dijadwalkan tuntas pada Maret 2016, sedangkan TBBM Tanjung Uban pada Juni 2016. Investasi yang direncanakan hingga proyek tuntas senilai 94 juta dolar AS untuk TBBM Sambu dan 62 juta dolar AS untuk TBBM Tanjung Uban.
“Saat ini pelaksanaan proyek masih on the track. Kami harapkan WIKA selaku pelaksana EPC dapat menuntaskan pekerjaan sesuai waktu yang telah dicanangkan atau jika memungkinkan akan lebih cepat lagi,” ujar Dwi.
Dwi mengatakan apabila TBBM Sambu tuntas, akan menjadikan babak baru bagi Pertamina yang akan berperan sebagai Storage and Blending Facility Provider. Selain diperlukan untuk mendukung ketahanan energi, keberadaan fasilitas tersebut dapat mendukung bisnis oil trading perusahaan di wilayah regional Asia Tenggara di masa mendatang, khususnya untuk jenis bahan bakar MFO dan HSD standar internasional.
Dengan beroperasinya TBBM Sambu yang diproyeksikan akan memiliki kapasitas 800.000 KL di masa mendatang, diharapkan Pertamina mampu memperoleh market share antara 5-10%, atau naik signifikan dari posisi saat ini yang masih dibawah 1%. Total market MFO dan HSD di Selat Malaka mencapai sekitar 45 juta KL per tahun.
Sedangkan TBBM Tanjung Uban akan menjadi Super Terminal Mogas untuk mendukung ketahanan stok mogas/Premium nasional. Keberadaan TBBM Tanjung Uban dengan fasilitas blending, juga dapat mengurangi pembelian impor secara spot dan memberikan fleksibilitas impor produk dengan memanfaatkan kelebihan naphta dari kilang.•RILIS