Jakarta - Dalam rangka membudayakan pemanfaatan teknologi secara tepat guna, Corporate Shared Service (CSS) Direktorat SDM, TI dan Umum melaksanakan Kick Off BTP IT Infrastructure Efficiency, pada Kamis, 6 April 2017, di Jakarta. Kegiatan tersebut dilatarbelakangi belum terstandarisasinya teknologi informasi serta belum transparannya biaya IT, baik biaya per pekerja maupun operasi internal di perusahaan.
Terdapat tiga poin yang ingin dicapai dari BTP Infrastructure Efficiency yaitu implementasi managed service, efisiensi global partnership dengan principal, dan implementasi IT charging system. Dalam waktu dekat, program yang akan dijalankan, antara lain managed printing service, optimalisasi peremajaan server, efisiensi layanan komunikasi dan perangkat network, perangkat desktop, pengadaan CCTV, dan IT supplier menjadi terpusat. Selain itu, akan diberlakukan standarisasi perangkat IT. Penyeragaman ini akan memudahkan pemeliharaan perangkat dan meningkatkan kecepatan pemberian solusi.
Kick Off BTP Infrastructure Efficiency diresmikan oleh SVP CSS Jeffrey Tjahja Indra. Ia menekankan, target financial impact BTP IT Infrastructure Efficiency sudah jelas, yaitu US$ 10 juta. “Perusahaan ingin kita lebih hemat namun tetap efisien dan efektif. Bukan berarti asal hemat, tapi kita ingin cost effective,” tegas Jeffrey.
“Mulai sekarang, setiap hal yang kita lakukan dalam melaksanakan proses bisnis dan mendukung kebutuhan operasi terkait IT harus memiliki efisiensi. Kita harus bekerja keras dan cerdas, tidak lagi menerapkan hal-hal rutin dan bekerja seperti yang biasa kita lakukan. Kini, mengelola infrastruktur tidak lagi menggunakan cara-cara sektoral,” ujar VP IT Operation Pujo Lastono selaku project leader dari BTP Infrastructure Efficiency.
Harapannya, dengan melakukan efisiensi tersebut, penggunaan perangkat IT menjadi lebih optimal, SDM Pertamina menjadi cost minded, dan dapat menjadi referensi benchmarking bagi perusahaan lain. Manfaat lain yang diharapkan dari efisiensi tersebut adalah biaya IT akan terukur dengan baik, pengguna dapat memahami konsekuensi biaya setiap layanan yang diminta. Hasilnya, kinerja fungsi IT dapat diukur dengan mudah dari struktur biayanya. •ITCM