Jakarta – “Target Pertamina pada 2025 adalah mencapai produksi sebesar 2,2 juta BOEPD. Saat ini produksi kita year to date (ytd) masih berada di level 461.72 ribu BOEPD, artinya kita harus melipat gandakan produksi kita sekitar 5 kali,” tegas Senior Vice President Upstream Strategic Planing and Operation Evaluation (SVP USPOE), Djohardi Angga Kusumah ketika Sharing Session Transformasi Hulu di PT Pertamina EP Cepu (PEPC) (24/6).
Acara yang diselenggarakan di Gedung Patra Jasa lantai 5, Jakarta Selatan, itu merupakan bagian dari agenda sosialisasi aspirasi Pertamina 2025 kepada seluruh pekerja baik di lingkungan Direktorat Hulu (Dit Hulu) maupun Anak Perusahaan rumpun bisnis Hulu (APH) Pertamina. Dengan target yang dipatok tersebut, Pertamina diproyeksikan akan masuk dalam jajaran 100 perusahaan kelas dunia berdasarkan majalah Fortune (Fortune 100). “Masuk dalam jajaran perusahaan peringkat Fortune 100 adalah harapan atas kerja keras dalam memenuhi target 2,2 juta BOEPD. Tercapai atau tidaknya target tersebut, tergantung pada proses yang kita mulai sejak hari ini,” imbuh Djohardi.
Lebih lanjut, ia juga menjabarkan kontribusi yang harus diberikan oleh setiap APH agar sasaran yang diharapkan tersebut bisa diraih. Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang telah disepakati, Direktorat Hulu menargetkan untuk melipatgandakan nilai produksi existing termasuk EOR dari sekitar 461.72 ribu BOEPD (ytd) menjadi 900 ribu BOEPD pada 2025.
“Jika melihat potensi cadangan yang kita miliki, saya yakin kita mampu. Karena, sebenarnya kita banyak menemukan cadangan-cadangan baru hanya saja akselerasi penemuan menjadi lapangan produksi masih terbilang lambat,” papar Djohardi mengevaluasi tindak lanjut temuan eksplorasi APH.
Selain itu, menurut Djohardi tambahan produksi sebesar 360 ribu BOEPD diperoleh dari kelanjutan pengelolaan blok-blok migas pasca terminasi dan penyertaan saham dalam blok migas yang dioperatori mitra. Dari kegiatan pengusahaan Blok CBM dan shale gas akan memberikan tambahan produksi sekitar 200 ribu BOEPD, lagi. Kemudian, Pertamina juga masih mengandalkan temuan-temuan hasil aktivitas eksplorasi dalam negeri yang diyakini akan memberikan kontribusi cukup besar, yaitu 140 ribu BOEPD.
“Angka ini didasari oleh masih banyaknya temuan-temuan 2C di PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina EP (PEP), juga PEPC di samping lapangan Banyu Urip tentunya,” ucap Djohardi.
Berdasarkan kalkulasi proyeksi angka produksi tersebut, jika dijumlahkan produksi Pertamina dari upstream domestic business saja sudah mencapai 1,6 juta BOEPD. Untuk melengkapi menjadi 2,2 juta BOEPD, Pertamina harus melebarkan sayapnya ke lapangan-lapangan migas di luar negeri yang masih memiliki cadangan besar seperti, Aljazair dan Irak yang berhasil diakuisisi pada akhir 2013 lalu. Diharapkan, kegiatan Pertamina di-overseas akan menyumbangkan produksi sebesar 600 ribu BOEPD. “Ke depan, secara agresif Pertamina akan terus mencari potensi-potensi baru, baik di dalam maupun luar negeri, ujar Djohardi mewartakan kebijakan strategis Dit. Hulu.
Di samping sosialisasi Transformasi Hulu, acara hari itu juga diisi dengan Sharing Knowledge Petrofac Surface Facilities Training Batch III 2014, oleh Rinaldo Pasaribu yang menjadi peserta terbaik dalam training yang diselenggarakan mulai dari 3 Maret sampai 23 Mei 2014 di Singapura. Aldo, sapaan akrab peserta yang mewakili PEPC tersebut, merasa apa yang telah ia pelajari harus diteruskan kepada teman-teman lain di PEPC. Komunikasi, HSE, and Procedures adalah hal-hal yang diajarkan pada training tersebut.
“Kita dilatih untuk terbiasa berkomunikasi dengan anggota tim, karena langkah awal koordinasi dalam satu teamwork adalah komunikasi. Setelah itu, barulah kami disertifikasi tentang Health, Safety, and Environment (HSE) dan yang terakhir adalah procedure,” jelas Aldo kepada pakerja PEPC yang hadir. Diharapkan materi yang didapat selama 90 hari training bisa diimplementasikan dengan baik dalam proyek-proyek Pertamina, khususnya di PEPC.•DIt. HULU